Posted by
Ayu Rachmawati
Label:
organisasi
Dewasa ini, softskills menjadi elemen penting selain hardskills di dalam dunia kerja. Menurut survey oleh National Association of Colleges and Employers, USA, 2002 (disurvei dari 457 pimpinan) terdapat dua puluh elemen softskills yang dianggap sebagai indikator dalam penilaian persepsi yaitu 1. Kemampuan Komunikasi, 2. Kejujuran/Integritas, 3. Kemampuan Bekerja Sama, 4. Kemampuan Interpersonal, 5. Beretika, 6. Motivasi/inisiatif, 7. Kemampuan beradaptasi, 8. Daya analitik, 9. Kemampuan komputer, 10. Kemampuan Berorganisasi, 11. Berorientasi Pada Detail, 12. Kepemimpinan, 13. Kepercayaan diri, 14. Ramah, 15. Sopan, 16. Bijaksana, 17. Indeks Prestasi ≥ 3.00, 18. Kreatif, 19. Humoris, 20. Kemampuan berwirausaha.
Oleh sebab itu, maka wajarlah apabila Universitas Kuningan terus berupaya untuk meningkatkan softskills para lulusannya, agar dapat bersaing di dunia kerja kelak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapakan Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK). Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK) adalah suatu parameter penilaian keaktifan mahasiswa dalam kegiatan non akademik yang mencakup aktivitas kokurikuler dan aktivitas organisasi kemahasiswaan.
Walaupun penerapan TAK ini telah masuk ke tahun kedua, akan tetapi masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan sistem ini. Salah satunya adalah sistem penilaian yang belum terorganisasi dengan baik. Seharusnya, sama seperti transkrip nilai akademik, TAK pun dievaluasi minimal setiap semester. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahuai berapa banyak poin yang telah dimilikinya. Seperti halnya juga yang diterapkan di STT Telkom yang telah menggunakan sistem komputerisasi dalam penilaian TAK.
Selain itu, perlu adanya juga penjelasan lebih lanjut mengenai sistem penilaian TAK, sehingga mahasiswa tahu kegiatan yang mereka lakukan (paling umum adalah mengikuti seminar) mendapatkan poin berapa. Karena tidak dapat dipungkiri, saat ini banyak sekali organisasi / panitia seminar yang mengumbar-umbarkan predikat SEMINAR NASIONAL dan menjanjikan mendapatkan sejumlah poin tertentu. Mengenai kriteria seminar nasional pun harus lebih disosialisasikan.
Dan yang paling penting, adalah penilaian kembali terhadap TAK itu sendiri. Apakah esensi utama TAK, yakni untuk menciptakan mahasiswa dan lulusan yang memiliki softskills bagus, telah tercapai? Jangan sampai penerapan TAK hanya mencetak mahasiswa yang certificate-oriented dan point-oriented. Karena, pada dasarnya softskills bisa didapatkan oleh mahasiswa dari berbagai kegiatan yang mereka laksanakan, tidak hanya di organisasi atau seminar-seminar yang mereka ikuti, akan tetapi di berbagai kegiatan lainnya. Hanya tinggal bagaimana meningkatkan motivasi mahasiswa untuk terus mengembangkan softskills yang mereka miliki.